Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Ponorogo

Riwayat Berdirinya SMP Negeri 1 Ponorogo

      Tanggal 6 Agustus 1946, tercatat sebagai hari berdirinya SMP Negeri Ponorogo yang kemudian menjadi SMP Negeri 1 Ponorogo.

     Berdirinya SMP Negeri 1 Ponorogo diprakarsai oleh 3 (tiga) sahabat yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Sekolah Rakyat. Beliau bertiga adalah :
     1. Bapak Parwoto Hadiwijoyo (usia tertua) Kepala SR Diponegoro
     2. Bapak Kamil Pranowo (usia urutan kedua, pemrakarsa utama) Kepala SR Sriwijaya
     3. Bapak R. Suryomartono (termuda), Kepala SR Mojopahit

     Ketiga tokoh pendiri SMP Negeri Ponorogo ini mempromosikan SMP Negeri 1 Ponorogo kepada masyarakat dan mendaftar murid-murid kelas 6 dari Sekolah Rakyat di kecamatan-kecamatan Kabupaten Ponorogo. Hasil kerja beliau terdaftar 150 anak kelas 6 SR yang pantas menduduki bangku SMP nanti. Sesuai ujian SR, 150 anak diseleksi. Namun yang dapat lolos seleksi hanya 120 anak.

     Tanggal 1 September 1946, merupakan hasil pertama dimulainya kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri Ponorogo. Setelah menempuh masa belajar selama tiga tahun, muurid-murid angkatan pertama akhirnya dapat menyelesaikan masa belajarnya di SMP Negeri 1 Ponorogo pada tahun ajaran 1950.

Latar Belakang Berdirinya SMP Negeri Ponorogo

     Hal - hal yang melatar belakangi berdirinya SMP Negeri Ponorogo antara lain :
  1. Belum ada SMP Negeri di Ponorogo kecuali SMP milik Yayasan Muhammadiyah.
  2. Pada tahun 1946 di Kecamatan Ponorogo saja terdapat 13 Sekolah Rakyat. Sekolah Rakyat pada zaman penjajahan Belanda didirikan dengan terdensi untuk menghambat kecerdasan bangsa Indonesia.
  3. Di wilayah karisidenan Madiun baru ada satu SMP Negeri, yaitu SMP Negeri Madiun yang kemudian menjadi SMP Negeri 1 Madiun.
     Ada kendala apabila anak - anak dari Ponorogo ingin bersekolah ke SMP Negeri Madiun antara lain :
  1. Biaya kost di Madiun cukup tinggi.
  2. Alat transportasi masih sangat sulit dan mahal. Bus ke Madiun paling awal berangkat pada pukul 06.00. Selain bus ada oplet. Biaya naik oplet lebih mahal, keberangkatannya harus menunggu penuhnya penumpang. Alternatif lain, yaitu kereta api. Ongkos kendaraan ini cukup terjangkau, tetapi penumpang harus bangun pukul 03.00 karena kereta api berangkat pada pukul 04.00 dan baru tiba di Madiun pada pukul 07.00.
  3. Transportasi yang paling murah, yaitu naik sepeda ontel milik sendiri. Namun, dengan sepeda ontel ini waktu tempuh perjalanannya sama dengan menggunakan kereta api yang 3 x 60 menit.
Dengan tiga alasan inilah, maka beliau bertiga bertekad mendirikan SMP Negeri Ponorogo